Selasa, 13 Maret 2012 - Ada
studi mengatakan kalau pemain games itu kesepian, kegemukan, dan
depresi. Tetapi ada juga dampak positif dari video games.
Berikut dampak positif video games:
Meningkatkan Ketajaman Penglihatan
Studi
yang dilakukan oleh University of Rochester menemukan kalau video games
meningkatkan ketajaman penglihatan. Untuk melakukan studi ini, tim
peneliti Rochester mencari mahasiswa yang jarang bermain games. Setelah
itu, para peneliti membagi mahasiswa kedalam dua kelompok, pertama
bermain Unreal Tournament dan separuhnya lagi bermain Tetris dalam waktu satu bulan.
Setelah
30 hari, kelompok Unreal meningkatkan ketajaman penglihatannya 20
persen pada tes mata. Studi lain dari Rochester menggunakan games FPS
meningkatkan ketajaman mata secara mingguan jika dimainkan 50 jam dalam
Sembilan minggu. Kali ini, pemain Unreal menunjukkan 43 persen
peningkatan dalam kemampuan mereka membedakan berbagai jenis arsiran
abu-abu.
Dan bagaimana pemain Tetris? Tidak menunjukkan peningkatan ketajaman penglihatan.
Jurnal:
Green, C.S. & Bavelier, D. (2007). Action video game experience alters the spatial resolution of attention. Psychological Science, 18(1), 88-94
Li,
R., Polat, U., Makous, W. & Bavelier, D. (2009). Enhancing the
contrast sensitivity function through action video game playing. Nature Neuroscience
Menghilangkan Stress Pasca-Trauma
Para
psikolog dari universitas Oxford memaparkan 40 relawan sehat pada
sederetan gambar yang sangat mengesalkan. Setelah deretan gambar ini,
separuh kelompok bermain Tetris dan separuh lainnya duduk tanpa
melakukan apapun. Dalam minggu-minggu selanjutnya, mereka yang bermain
Tetris mengalami lebih sedikit ingatan
traumatis daripada yang tidak. Studi berspekulasi kalau kekuatan game
Tetris yang analitis jangka pendek memotong kemampuan subjek menyimpan
ingatan inderawi jangka panjang. Walau begitu, Tetris hanya dapat
menghilangkan peristiwa traumatis yang terjadi dalam enam jam
sebelumnya.
Jurnal:
Holmes
EA, James EL, Coode-Bate T, Deeprose C (2009) Can Playing the Computer
Game “Tetris” Reduce the Build-Up of Flashbacks for Trauma? A Proposal
from Cognitive Science. PLoS ONE 4(1): e4153.
doi:10.1371/journal.pone.0004153
Kemungkinan Membuat Anda Menjadi Baik
Studi
dari Iowa State menemukan hal ini. Para peneliti meminta 161 siswa
bermain satu dari enam permainan: tiga berjenis kekerasan dan tiga
pro-sosial. Setelah 20 menit bermain, gamer dipasangkan dan memberikan
pasangan mereka 10 teka-teki dengan mengetahui kalau temannya akan
mendapat sertifikat jika berhasil memecahkan teka-teki. Menariknya,
gamer pro-sosial cenderung membantu pasangannya memecahkan teka-teki.
Gamer kekerasan tidak mau.
Games
pro-sosial sepertinya mendorong anak-anak memperoleh mood yang baik. Dan
sebuah studi di Jerman juga mendukung hal ini. Dalam studi tersebut,
bermain Lemmings (yang melibatkan menyelamatkan Lemming yang ingin bunuh
diri) membuat mereka cenderung pro-sosial setelah bermain.
Jurnal
Gentile, D. A., Anderson, C. A., Yukawa, N., *Saleem, M., Lim, K. M., Shibuya, A., Liau, A. K., Khoo,
A., Bushman, B. J., Huesmann, L. R., & Sakamoto, A. (2009). The effects of prosocial video
games on prosocial behaviors: International evidence from correlational, longitudinal, and
experimental studies.
Greitemeyer T, Osswald S. Playing prosocial video games increases the accessibility of prosocial thoughts. J Soc Psychol. 2011 Mar-Apr;151(2):121-8.
Membantu Melacak Penyebaran Penyakit
Bulan
September 2005 pernah kejadian adanya penyebaran wabah “Corrupted
Blood”, sebuah wabah virtual, yang menyebar di dunia Azeroth, membunuh
segalanya dalam jalurnya. Para programmer WoW marancang wabah ini hanya
akan menginfeksi pemain level tinggi, namun sesuatu menyebabkan wabah
juga menyerang pemain level rendah.
Sementara
para programmer mencari cara mengkarantina infeksi ini, beberapa ilmuan
menemukan kalau pandemic ini meniru penyebaran penyakit di dunia nyata,
khususnya terkait respon manusia. Epidemiologis biasanya bertopang pada
data historic dan statistic untuk memprediksi arah wabah, namun dengan
insiden Corrupted Blood mereka memiliki laboratorium digital dimana
orang melarikan diri dari kota-kota, mengambil resiko menyelamatkan
orang sakit, dan ketakutan.
Para
peneliti kesehatan public mendapatkan alat analisis baru dari wabah
penyakit gamers online ini dan karenanya Warcraft memberi sumbangan pada
kemajuan sains.
Jurnal
Eric T Lofgren , Nina H Fefferman. The untapped potential of virtual game worlds to shed light on real world epidemics. The Lancet Infectious Diseases, Volume 7, Issue 9, Pages 625 – 629, September 2007
Meningkatkan Kesehatan Manula
Para peneliti dari Universitas Illonis meminta satu kelompok relawan manula bermain Rise of Nations
selama 23,5 jam dan kelompok lain hanya duduk-duduk saja. Setelah satu
hari bermain games strategi real-time, kelompok pertama memperoleh
peningkatan multi-tasking, konsentrasi, dan ingatan jangka pendek, semua
sambil merasa senang.
Sementara itu, para peneliti dari Universitas Rochester dan Universitas Queensland mempelajari otak para gamers yang bermain Medal of Honor dan Tetris. pemain MoH,
yang multitasking dalam dunia 3D, memiliki skor tes kognitif lebih
tinggi dari pemain Tetris, yang sibuk pada satu blok saja setiap saat.
Jurnal
Basak C, et al “Can training in a real-time strategy video game attenuate cognitive decline in older adults?” Psychol Aging 2008; DOI: 10.1037/a0013494.
Boot,
W. R., Kramer, A. F., Simons, D. J., Fabiani, M. & Gratton, G.
(2008) The effects of video game playing on attention, memory, and
executive control. Acta Psychologica, 129, 387–398.
Memberi Pengetahuan Bedah
Para
peneliti Iowa State University meminta dokter dan warga sekolah medis
bermain tiga games yang menguji skill motorik dan koordinasi
mata-tangan. Para dokter bedah yang bermain setidaknya tiga jam seminggu
melakukan pembedahan laparoskopik 27 persen lebih cepat dan 37% lebih
sedikit kesalahan. Perlu diketahui, pembedahan laparoskopik menggunakan
kamera optic dan joystick untuk navigasi di dalam saluran darah di
tubuh. Manfaat dari bermain games ini cukup signifikan.
Jurnal
Rosser,
J.C. “Video Game and Laparoscopic Surgery, Medicine Meets Virtual
Reality Conference” Newport Beach, CA, January 16, 2004.
Referensi dampak negatif video games:
- James B Weaver III, Darren Mays, Stephanie S Weaver, Wendi Kannenberg, Gary L Hopkins, Dogan Eroglu, Jay M Bernhardt. Health-Risk Correlates of Video-Game Playing Among Adults. American Journal of Preventive Medicine, Volume 37, Issue 4 (October 2009)
- Kannenberg, W., Riggs, M., Hopkins, G. L., Weaver, J. B., III, Weaver, S. S., McBride, D. C., & Stevens, J. V., Jr. (October, 2008). Video gaming: Emerging “New Media” Determinant for Adult Obesity. American Public Health Association, San Diego, CA.
- Brian A Primack. Video Games: Play or ‘Playlike Activity’? American Journal of Preventive Medicine, Volume 37, Issue 4 (October 2009)
0 comments:
Post a Comment